Istilah Umum dalam Wewangian

Parfum atau wewangian kini telah menjadi ‘kebutuhan’ masyarakat kita selama 2 tahun terakhir. Merek-merek lokal mulai bermunculan dan menunjukkan eksistensinya. Dari segi kualitas, merek lokal sudah berani bersaing dengan merk luar yang terkenal, seperti Gucci, YSL, dll. Karya anak bangsa yang telah melebarkan sayapnya ke pasar luar yaitu HMNS, ikut berpartisipasi dalam Paris Fashion Week 2020 silam. Produk kecantikan juga menambahkan jangkauannya ke sektor parfum. Dengan pentingnya peran parfum saat ini, ada beberapa istilah terkait wewangian atau parfum yang sering kita dengar. Tapi tahukah kalian apa arti istilah ini?

Istilah Umum dalam Wewangian

1. Eau de Parfum (EDP): Jenis parfum dengan konsentrasi minyak wangi yang tinggi (biasanya sekitar 15-20%), memberikan daya tahan aroma yang lebih lama dibandingkan Eau de Toilette.
2. Eau de Toilette (EDT): Jenis parfum dengan konsentrasi minyak wangi yang lebih rendah daripada Eau de Parfum (biasanya sekitar 5-15%), cocok untuk penggunaan sehari-hari.
3. Eau de Cologne (EDC): Jenis parfum dengan konsentrasi minyak wangi yang lebih ringan (biasanya sekitar 2-5%), memberikan aroma segar dan ceria.
4. Dry Down: Proses perubahan aroma parfum dari catatan atas ke tengah dan akhirnya ke catatan dasar.
5. Sillage: Jarak di mana aroma parfum menyebar di sekitar Anda, memberikan jejak aromatik.
6. Perfumer: Pengrajin atau pencipta parfum, mereka yang menggabungkan bahan-bahan aroma untuk menciptakan parfum.
7. Accord: Kombinasi dari beberapa bahan aroma yang membentuk aroma tertentu yang memiliki karakteristik unik.
8. Layering: Praktik menggabungkan beberapa parfum atau produk beraroma untuk menciptakan aroma yang unik.
9. Atomizer: Alat semprot yang digunakan untuk mengaplikasikan parfum dari botol.
10. Tester: Produk parfum yang digunakan di toko untuk mencoba aroma sebelum membeli.
11. Notes Pyramid (Piramida Aroma): Representasi visual dari perubahan aroma parfum dari top note, middle note, hingga base note.
12. Signature Scent: Parfum favorit seseorang yang menjadi ciri khas atau identitas aroma pribadi mereka.
13. Dry, Woody, Floral, Oriental, Citrus: Kategori aroma yang menggambarkan kelompok aroma tertentu dalam parfum.
14. Projection: Tingkat di mana parfum menyebar di ruangan atau di sekitar Anda.
15. Nose: Juga disebut “nez” dalam bahasa Prancis, merujuk pada ahli parfum atau pencium profesional yang terlatih dalam mengenali dan menciptakan aroma.

Tiga Komponen Utama yang Membentuk Struktur Aroma dalam Wewangian

1. Aroma Top Note: Aroma yang pertama kali tercium setelah aplikasi parfum, aroma ini bersifat ringan dan cepat menguap. Top note adalah aroma yang paling ringan dan cepat menguap. Biasanya, mereka memberikan kesan segar, ceria, dan mengundang perhatian. Contoh aroma top note: jeruk, lemon, lavender, mint, dan bunga-bunga ringan.
2. Aroma Middle Note: Aroma yang muncul setelah top note memudar, memberikan karakteristik utama pada parfum. bagian di mana karakteristik utama parfum muncul dengan lebih jelas. Aroma middle note muncul setelah beberapa menit sejak aplikasi dan bertahan lebih lama daripada top note, biasanya antara 2 hingga 4 jam. Contoh aroma middle note: mawar, jasmin, kayu manis.
3. Aroma Base Note: Aroma yang muncul setelah middle note memudar. Aroma base note umumnya lebih berat, hangat, dan memberikan kesan yang stabil dan mendalam pada parfum. Contoh aroma base note: vanila, kayu cendana, amber, dan berbagai aroma kayu lainnya.

Kombinasi yang kompleks dan presisi antara berbagai komponen ini menciptakan aroma yang unik dalam wewangian. Para perancang wewangian, juga dikenal sebagai “nose” atau “parfumeur,” adalah ahli dalam mencampur dan menggabungkan komponen-komponen ini untuk menciptakan wewangian yang kompleks dan unik.

Pemahaman tentang istilah-istilah wewangian ini dapat membantu Anda memahami lebih baik tentang wewangian dan memilih yang sesuai dengan preferensi Anda.

Baca Juga : Jasa Dekorasi untuk Moment Terindah